Wabah COVID-19 yang menyebar ke seluruh dunia terutama ke Indonesia, COVID-19 merupakan golongan virus baru dan bisa bermutasi ke virus dengan bentuk lain yang bisa memiliki tingkat infeksi lebih tinggi. Terlebih belum ada obat yang bisa mengobati jika kita terserang COVID-19, sehingga saat ini baru dilakukan vaksinasi yang diharapkan bisa membantu membangun sistem kekebalan tubuh masyarakat terhadap virus ini. Virus COVID-19 menyerang sistem pernapasan manusia dan cukup berbahaya jika menimpa orang yang memiliki penyakit bawaan lain.
Virus COVID-19 ini ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita, sehingga salah satu cara untuk mengurangi penularan virus dan memutus mata rantai penyebarannya adalah dengan memakai masker dan menjaga jarak. Oleh karena itu, saat ini pemerintah menerapkan kebijakan WFH melalui Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 yang memperkuat Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease.
Penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh terpaksa dilakukan demi kesehatan para siswa. Pembelajaran jarak jauh ini menimbulkan banyak pro dan kontra, terutama dari peserta didik dan orang tua. Pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan memanfaatkan sosial media dan aplikasi video conference, pembelajaran ini dinilai tidak efektif oleh banyak pihak karena adanya faktor hambatan dan gangguan. Diantaranya karena masalah sinyal dan paket kuota data yang harganya cukup mahal dinilai cukup memberatkan bagi siswa, siswa yang dituntut untuk belajar dan memahami materi sendiri karena guru hanya menjelaskan melalui video jarak jauh sehingga tidak bisa memantau siswa secara langsung.
Meskipun ada juga siswa yang mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh ini. Namun kenyataannya semakin sering menatap layar smartphone, tablet, ataupun laptop untuk melakukan pembelajaran online dan mengerjakan tugas, banyak siswa yang mengeluhkan keluhan fisik seperti kelelahan mata dan sakit kepala. Tidak jarang siswa yang berada di daerah yang kekurangan sinyal harus berpindah ke daerah lain yang jaraknya cukup jauh saat akan memulai pembelajaran online.
Jadi, menurut kalian bagaimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar